Jumat, 30 Oktober 2015

TRIPVENTURE: How Much Did I Spend my Money for my Short Escape?

     Dear Guys,

     Right now I wanna share and tell you about the accomodation, run down, ittinerary (or whatever you called it) during my 2 Days 1 Night at Paguyangan Brebes,  hehehehe

     First time I wanna tell you, especially for this Entri, I want use English, whoaaa so I'm so sorry If I make many mistakes about my grammar. Because I wanna learn it and make it "anti-mainstream" yeaaaaah...

     This cost which I will share is valid for 1 person, ok? So, here we come..

     I departed from my "homebase" in Tebet, Jalan Soepomo. If you wanna go to the Pasar Senen Train Station a la a la backpacker, you should try these kind of transportation: METROMINI. There's no Metromini which has one way without transit from Tebet Jalan Soepomo to Senen (Pasar Senen). There is one transit. First, I took metromini number 62 (Pasar minggu-Manggarai route) towards Manggarai. The picture of the metromini is below, it has red/orange and blue color with number 62 placed on front/side of its glass window. I paid 4.000 rupiahs. The fare is 4.000 rupiahs for short or long distance. Then I stopped and got off from this metromini at Manggarai (not in Manggarai Terminals), the exact place I got off is in the T-junction (there's a traffic light) before the metromini turned right. And from this T-junction, I waited the next number of Metromini (transit) there's Metromini no 17.

source from Google 

     Metromini no 17 has the same color with no 62. The route of no 17 is Manggarai-Pasar Senen and it has the same fare too (4.000 rupiahs). But unfortunately, if the night getting late (for the example, I rode it at 09.00-something pm) the metromini didn't passed trough in front of Pasar Senen Train Station. So I should walked for along 5 minutes. Then I arrived at Pasar Senen Train Station.

     Actually, the train's departure schedule was at 05.30 am on the next day, but I chose to stayed overnight in the Station for the reason here. hehehehhe

     On the next day, at 04.45 am we checked in for the train. We rode KUTOJAYA UTARA (economy class), and we have reserved the ticket approximately a month before the departure schedule. FYI for the Kutojaya Utara's schedule (below). The ticket's fare from Pasar Senen-Bumiayu and from Bumiayu-Pasar Senen is 80.000 rupiahs. So I spent 160.000 rupiahs for the train's ticket.

Sorce from Google
Source from Google
Bumiayu has many kinds of "angkot", yellow color, blue, Orange, Green etc
Sorce from Google


     The departure was on time, so did the arrival. I arrived in Bumiayu Station. From the Station we should continued our trip to Pasar Bumiayu (Bumiayu's Traditional Market) and from the Station we rode green transport (angkot warna ijo, hehehe). The fare is 2.000 rupiahs, before we reached the Market, we chose to ate bakso and it cost 12.500/person (include iced tea). We continued our trip to Kampung Pesawahan and rode the Orange transport (angkot warna oranye). For your information, we hard to found this transport because it is so rare Oh my God (you can read the detail on my posting before). The fare is 6.000 rupiahs/person.

For the one night lodging? Free (sponsored by Pak/Bu Syafii).
For the first day breakfast? 25.000 (fried rice and warm tea bought in Train).
For the first day brunch? 12.500 (Bakso plus iced tea).
For the first day lunch? Free (sponsored by Pak/Bu Syafii).
For the first day (first) dinner? Free (sponsored by Bu Aisyah).
For the first day (second) dinner? Free (sponsored by Pak/Bu Syafii).
For the second day breakfast? Free (sponsored by Pak/Bu Syafii).
For the transportation to Kaligua and from Kaligua? Free (sponsored by Pak/Bu Syafii).
For the Telaga Ranjeng's entrance ticket fare? Free or depending your heart-sincerity hehehehe.
For the Telaga Ranjeng's parking fare? Approximatelly 2.000-5.000 rupiahs depending on your transportation (car or motorbike).
For the Kaligua's entrance ticket fare? 10.000/person.
For the Kaligua's car parking fare? 5.000/car.
For the second day lunch? Free (sponsored by Pak/Bu Syafii).
For the odong2's fare (returns)? 4.000/person.
For the Goa Jepang's entrance ticket fare? No fixed fare, depending your heart-sincerity hehehehe.
For the Tuk Bening's entrance ticket fare? Free.
For the "Riding Plastic Duck in the artificial pond" 's ticket fare? 10.000/duck no time limit (I didn't ride it).
For the Souvenir or Oleh-oleh? Free (Bu Syafii and Mba Iis were present us with spicy crackers, very spicy and hot sambal, spicy fried ikan asin, tumis sayur kulit melinjo, spicy opak crackers, and jengkol yes jengkol -_____- ).
Taxi fare from Jatinegara station-Tebet? 60.000 (include tip, used argo).

     There, I didn't find Telor Asin's store, maybe it just found in Brebes city, or maybe I have bad sight Whoaaaaah!

     So here is the calculation:

4.000+4.000+160.000+2.000+12.500+6.000+25.000+5.000+10.000+5.000+4.000+15.000(goa jepang)+30.000(taxi per person)= 282.500 per person (please correct my calculation if I did wrong haahahaha).

     If I didn't have sponsors during my trip, maybe I could spent twice or nearly 3 times of my current cost. So till now, I'm so gratefull for having them, new family/relatives in my life.

     That's it, and enjoy your weekend friends, see you in the next posting!



     Jakarta, October 31st 2015


Baca juga: TRIPVENTURE: 2 Days 1 Night at Paguyangan, Brebes (Part 1)










TRIPVENTURE: 2 Days 1 Night at Paguyangan, Brebes (Part 2-The Main Course)

View in front of Telaga Ranjeng


     Kembali lagi....

     Yak kali ini aku mau ngelanjutin cerita pengalaman aku selama short escape ke Brebes. Dan selamat datang di Part 2 ini.

     Diawali di pagi hari, karena udara pagi yang sangat sejuk dan dingin (baca: suasananya bobok-able) jadi aku bener-bener baru bisa bangun jam 7 dan ini nyawa belum kumpul semua. Ngumpulin nyawa sambil nonton tivi, minum teh anget dan nyemil gorengan tempe ala ala sana (tempenya dipotong kecil dan tipis, kayak mendoan gitu tp keknya gak cuma pake tepung terigu deh, agak keras renyah gt). Trus jam set 8 ato 8an aku mandi. Brrrrrrrr airnya dingin seger, tapi gak sedingin air yg di Gunung Bunder Bogor ato Tawangmangu. After that kita siap-siap. Jam set 10an kami berangkat ke Kaligua, dan again di-sponsorin oleh Pak Syafii untuk semua akomodasinya. Selain aku sama Inong, yg berangkat ke Kaligua ada Mas Rijal (yg nyopirin mobil, ponakannya pak Syafii), Istrinya Pak Syafii, Mbak siapa gitu (anak mantunya pak Syafii) sama anaknya, Rara, Dewa, Raja, dan Danar.

     Jalannya nanjak, dan setelah belok ke jalan yg mau ke Kaligua pemandangannya bagussss. Sawah terasering di kanan dan kiri jalan, berbukit-bukit, dan di sawah2nya banyak batu-batu besar. Trus teraseringnya tuh bagus bgt, batu-batu ditata rapi banget. Unfortunatelly lupa di foto TT^TT habisnya pas lagi jalan dan nanjak pula, takut klo mobilnya berhenti kan gak lucu, mana jalannya sempit lagi, kalau papasan ma mobil di arah yg berlawanan mobil dua-duanya nih harus nepiiiiii bgt. Super sempit gitu deh jalannya. So, buat yg newbie alias baru pertama kali lewat sana ya hati-hati aja, dan sepertinya sepanjang jalan itu sedang ada perbaikan, ada yg pengaspalan, pengerukan sungai untuk pelebaran jalan, dan banyak kendaraan proyek yg lewat (proyek pengeboran gas bumi, FYI, di sana mau dibangun semacam yg kayak di Kawah Darajat garut itu, sumber energi geothermal gitu). Trus kalo sudah masuk hutan-hutan pinusnya, ini yg harus hati-hati karena kanan tebing dan kiri jurang. Inget, sebelum belokan harus klakson dulu ya, soalnya kalo ada mobil dari arah berlawanan kan gak keliatan. Inget bro, sebelah kirimu jurang yg duh mpe ngilu ngebayanginnya.

     Di sepanjang perjalanan pokoknya selain nemuin hutan pinus juga kebun-kebun sayur yg kalo dari kejauhan kayak karpet alam. Unfortunatelly kan sekarang lg kemarau panjang, jadi banyakan gak dikarpetin ijo alias bnyk yg nggak di tanamin, like these,


      Dan sebelum sampai di Kaligua, kita akan melewati Telaga Ranjeng. Letaknya bener-bener di pinggir jalan yg ke arah Kaligua. Dari arah kantor kecamatan Paguyangan, pas kiri jalan dan dari jalan pun udah keliatan Telaganya. Aku lupa ambil gambar pager luar Telaganya. Aku baca sekilas dari plangnya, tulisannya kalo gak salah Telaga Ranjeng ini masuk ke Cagar Alam apa gitu ya namanya (Sorry bgt aku lupa namanya....). Untuk parkirnya, tepat di seberang Telaga Ranjeng (kanan jalan).

     FYI, untuk masuknya ini nggak dipungut biaya yg fix, tapi disediakan kotak dan diisi uang seikhlasnya, mau nggak ngisi boleh kalau mau ngisi yaa it's better. Semoga bener-bener dipakai untuk hal baik lah yaaa. Dan beginilah penampakan Telaga Ranjeng




     Dingiiiiiin banget, dinginnya sejuk. Cahaya mataharinya pun nggak menyengat. Dan the best attraction here is feeding the fishes. Ikannya segede-gede bayi boook...



     Ehm, gimana? keliatan kan gedenya segimana? Agak-agak serem sih ngeliatnya tapi lucuuu dan amazing bgt tuh ikan bisa segede gitu. Tapi ooh tapi, ceunah ini ikan HARAM buat diambil, konon kalau yg berani ambil nih ikan, org yg ngambil akan kena sial. But I dunno. Ya bener sih, kalau ikannya diambilin ntar jadi ngurangin keindahan Telaga ini. Kalau ikannya makin sedikit kan jadi nggak seru, intinya sih gitu. Cuma sebentar aja sih di sini, coz mo lanjut lagi ke Kaligua. Foto dulu sebelum cuuuz...
My Trip Mate

     Lanjut perjalanan ke Kaligua dan tiba sekitar pukul 12.30. Tiket masuk Argo Wisatanya kalo gak salah Rp 10.000/orang dan parkir mobil Rp 5.000/mobil. Setelah sampai di tempat parkir dan lapaar beraaats, kami makan bekal yg dibawakan Ibu Syafii. Sedap bener makan pake sayur buncis, ikan asin, ayam, dan sambel, plus gorengan tempe. Sedaaap, yg biasanya aku makan dikiiit bgt, kemarin habis makannya, kelaperraaan. Hahahaha

     And welcome to Kaligua....


     Nah, di Kaligua ini juga masih ada beberapa rekreasi di dalamnya, antara lain Petik Strawberry, bebek2an kayak yg ada di gambar di atas, Tuk Bening dan Goa Jepang. tempat Petik Strawberry letaknya agak di depan, tidak jauh dari pintu masuk, tepatnya di kanan jalan. Unfortunatelly kita gak masuk ke "wahana" itu. Untuk Tuk Bening sendiri cukup dekat dengan lokasi beli tiket bebek-bebekan ini, tinggal jalan kaki sebentar, kalo santai ya 5 menit nyampe. Kemudian untuk Goa Jepang, kalo jalan lumayan jauh dan melelahkan, karena nanjaaaaks. Mending naik odong-odong, cuma bayar 2000 rupiah sekali jalan. Dan kami pun menuju Goa Jepang dulu.

Clockwise: Odong-odong, View Tea Plantation, View tea plantation, pintu masuk Goa Jepang

     Untuk Goa Jepangnya sendiri lokasinya di bawah (di dalam) bukit kebun teh itu. Di dalamnya dingiiiiiin banget. Entah ini dingin karena hawa pegunungan yg dingin atau dingiin karena..... (isi sendiri deh). Aku gak foto-foto dalam goa-nya. Enggak mau aja. No more reason, hehehehe

     Cukup foto-foto kebun tehnya aja, pengen bgt naik mpe ujung atas bukit teh biar keliatan semuanya. Tapi ada satu hal yg menghalangi, debu. Yap karena ini kemarau yg berkepanjangan, tanahnya kering dan ngepul bgt debunya. Kalo tanahnya diinjek gitu, debu tanahnya jadi beterbangan (duh engga tau deh disebutnya apa, debu tapi tanah, entahlah). Cukup nggak nyampe setengah tinggi bukitnya aja, saya nyerah.



     Dan kalau kataku nih, aku lebih gampang naik bukitnya daripada turun bukit. Dasar gak pernah olah raga ya, pas turun bukit tuh otot-otot di paha tuh kerasa ketarik semua, dan berasa kram-nya,, ohmayGod dan itu masih kerasa mpe 2 hari berikutnya.

     Turunnya kami pake odong-odong lagi, trus kami ke Tuk Bening (si krucil pada naek bebek-bebekan). This is it..

     Tuk Bening artinya mata air yg bening/jernih. Airnya dingiiiiin seger bener. Sumbernya dari tempat yg dinaungi rumbia itu (foto kiri atas). Dan di deket situ ada musholanya juga..

     Then sekitar pukul 14.00 kami kembali ke rumah Pak Syafii. Nyampe rumah nih ya karena saking capeknya, aku menidurkan diri, nggak lupa makein balsem di kaki. Hehehe

     Bangun sekitar jam 17.00 langsung mandi dan nemenin Inong pamitan ke rumah Bu Ais. Dan sekitar pukul 19.00 aku dan Inong diantar mas Rijal, mba Iis dan Dewa ke Stasiun Bumiayu. Jarak rumah pak Syafii dan stasiun cukup deket, sekitar set jam aja. tapi setengah jamnya di daerah sana tuh ya jangan di samain setengah jamnya naik mobil di Jakarta yaaah, hehe mayan jauh soalnya...

     Pukul 20.12 kereta datang dan gak nunggu lama langsung jalan...

     Dan Paguyangan memberikan aku kenangan indah lainnya, aku di sambut seperti keluarga mereka yg lama tidak berjumpa. Dan aku menemukan keluarga baru lagi,,
Terima kasih Pak Syafii, Ibuk, Mba Iis, Mas Rijal, Dewa, Raja dan Danar, maaf merepotkan selama di sana..
Insya Allah kalau masih ada umur dan kesempatan, Aku main lain kesana yah...





Jakarta, 30 Oktober 2015

Baca juga: TRIPVENTURE: 2 Days 1 Night at Paguyangan, Brebes (Part 2-The Main Course)

Senin, 26 Oktober 2015

TRIPVENTURE: 2 Days 1 Night at Paguyangan, Brebes (Part 1)

Telaga Ranjeng

     Sudah lama bgt yah ternyata gak update postingan baru, sebulan lebih keknya, hahahaha, sebenernya ada yg mau di posting tapi selalu gak sempet gitu (sok sibuk -____-)

     Okay, anyway, aku mau sharing tentang "short escape" aku selama 2 hari 1 malam (technically 2 nights 2 days, nanti diceritain deh hehehe) di kec Paguyangan kab Brebes dan ini masih anget banget karena baru touch down ibukota lagi tadi dini hari sekitar set 1 pagi. Hehehehe

     Jadi awal mulanya kenapa aku bisa ke Brebes ini adalah saat aku ngerasa bosaaaan bgt dengan kehidupan di ibu kota. Akhirnya curhatlah ke seorang teman dan sebut saja namanya Inong by BBM. Dan ternyata dia malah ngajak buat ke desa tempat dia dulu KKP (kuliah kerja profesi, sejenis KKN, kalo di IPB namanya KKP). Jadi sekitar 3 tahun yg lalu atau dari Juni-Agustus 2012 selama 49 days (kayak judul drama Korea -__-) adalah jadwal KKP untuk sebagian mahasiswa IPB angkatan 46 (2009-red), pesertanya adalah mahasiswa Fakultas Pertanian, Fakultas Ekologi Manusia dan Fakultas Ekonomi Manajemen (sebagian). Waktu itu penempatanku di Kab Garut kec Bayongbong Desa Cikedokan. Nah si Inong ini penempatannya di Brebes. Finally dia ngajak buat sowan ke pak Kades di sana, dan kita beli tiketnya sekitar sebulan sebelum hari keberangkatan (sekalian beli tiket PP). Si Inong yg reservasi tiket, kami nyari yg murah-murah aja karena pengen ngirit. PP naik kereta Kutojaya Utara. Berangkat dr Pasar Senen (PSE) hari sabtu pukul 05.30 tujuan Bumiayu (BMA) dan pulangnya dari BMA hari minggu pukul 20.12.

     Jadi hari jumat malam tanggal 23 Oktober kami berdua bertolak dari kosan aku di Tebet sekitar pukul 21.00 (makan dulu di McD) naik metromini 62 arah ke Manggarai trus turun di pertigaan sebelum metromini 62 belok ke kanan arah terminal Manggarai. Trus oper metromini 17 tujuan Pasar Senen. It cost 4000 rupiah each.

     Nyampe Stasiun kita langsung cari "spot" buat ngemper, tepatnya di depan Alfamart. Itulah yg td aku sebut kalo secara teknis kita acaranya 2 nights karena first night kita nginep ngemper di Stasiun dan duduk di dpn Alfamart tanpa alas koran, dan I don't know why aku bisa tidur (ohmyGod udah takut aja bakal masuk angin hihihihi). Ohya kenapa kita gak berangkat pagi2 buta aja naik taksi? itu karena kami berdua adalah org yg kalo udah di kasur males bgt bangun pagi-pagi apalagi hrs jauh2 ke Senen hehehehe, jadi kita mending nginep di stasiun biar kita jg nyantai, begitulah sodara-sodari sekalian... hehehehhe

     Hari sabtu 24 Okt sekitar pukul set 5 pagi kita berdua "check in" dan langsung masuk kereta. Sekitar 2 menit sebelum jalan, ada sedikit keramaian di sebelah tempat duduk kami. Ada seorang Ibu-Ibu yg baru dtg trus aneh karena kursi yg tercantum di tiketnya udah ada yg ngedudukin (Ibu-Ibu juga), trus Ibu-Ibu yg udah duduk duluan ngomong ngeles apa gt, pas diliat 2 tiketnya ama Bapak2 yg duduk di depannya, si bapaknya aneh soalnya gerbong dan nomor kursinya sama. Nah aku, Inong, dan mas2 yg duduk di sebelah Inong trus liat2an karena bingung gimana gitu soalnya kita bertiga nguping hehehe. Nah ternyata pas dicek tanggalnya, yg si Ibu yg datang duluan itu sebenernya adalah berangkat untuk tgl 25 Okt, bukan 24 Okt, Nah Loh! akhirnya si Ibu yg dtg terakir ngalah karena kursi di samping aku kosong yaudah si Ibu itu duduk di sebelah aku, untungnya emang gada yg dtg "yg berhak" nempatin kursi sebelah aku, dan pas cek tiket di dlm kereta, si Ibu itu lolos soalnya gak dicek, Untung ada kursi kosong juga, hadeuh...

     Jadi singkat cerita, setelah tertidur dan kepala kejedot-jedot pinggiran jendela, sampailah kami di Stasiun Bumiayu sekitar pukul 10.00-10.30. FYI, stasiun ini gak persis di pinggir jalan raya, jadi harus agak nanjak dulu ke arah jalan raya. setelah tiba di pinggir jalan raya, kami tanya ke pedagang di pinggir jalan mana angkot yg ke arah pasar Bumiayu. Dan Bapaknya baik bgt, dia nunjukin angkot, trus malah nyamperin angkot yg sopirnya mungkin lagi tidur yg lagi ngetem di dpn warungnya, dan pas bapaknya bilang kita mau ke pasar Bumiayu, itu angkot lgsg jalan tanpa ngetem padahal kita cm berdua, kata Bapaknya jg ongkos dr stasiun ke Psr 2000 rupiah (muraaah) padahal mayan jauh dan pak sopirnya nyante bgt nyupirnya. Kita turun di dpn warung bakso Pak Jenggot (kata si Inong itu baksonya enak) dan bayar 5000 rupiah berdua. Harga baksonya seporsi 10.000 rupiah saja, es teh manis 2.500 rupiah. Baksonya gada bakso besarnya, isinya bakso kecil sekitar 6 ato 7 biji.

     Setelah makan bakso kita berdua pengen beli Yoghurt sejenis Cim*ry ato Yak*lt, akhirnya kita masuk ke swalayan namanya kalau gak swalayan "BARU" klo dari Bakso Jenggot, swalayannya maju n nyebrang lagi. Nah di situ Inong tanya2 ke mbak2 penjaga swalayannya tentang angkot ke arah Paguyangan yg mau ke Kaligua. Dan si mbaknya ngasi tau, kita harus naik angkot Oranye yg arah Pesawahan.

     Dan sepanjang jalan kita menyusuri jalan pasar Bumiayu, yg kita temuin ngetem ato angkot jalan itu warna biru, ijo, kuning, trus bis kecil yg ke arah Purwokerto (jarak cm sejam dari pasar Bumiayu). Trus kita nemu angkot Oranye ngetem tapi sopirnya gada!!! yowes kita lanjut jalan sampe nyebrang sungai. Lumayan jauh sebenarnya kita jalan demi angkot Oranye, trus beberapa menit kita nunggu, datanglah angkot Orange jurusan Pesawahan. Tarifnya dari Pasar Bumiayu ke tmpt kita turun adalah 6000 per org (worth it lah, jauh soale). Kalo turun di ujungnya ato Pesawahan tarifnya 6.500 per org. Dan akun menyimpulkan, angkot Oranye langkaaaaaaa bangeeet!!! Dan angkot ini beroperasi dari pagi dan cuma sampai jam 14.00 aja!! Because of what? Kalau di atas jam 2 siang, yg operasi gantian ojek, dan maybe tarifnya lebih mahal, hehehe.

     Sekitar jam set 12 siang kita berdua tiba di rumah Pak Kepala Desa Ragatunjung (Pas di sebelah kantor Desa Ragatunjung), dan sekarang sudah gak jadi Kades lagi heheheh, kita berdua disambut dengan segelas teh hangat dan cemilan-cemilan khas yg cukup banyak, pokoknya sambutannya hangat bgt deh, hehehe. Setelah ngobrol bentar, kami dipersilahkan makan siang, dan ternyata kami sudah disiapkan kamar untuk bermalam padahal niatkan kami berdua mau nginep bukan di situ tapi di rumah yg dulu ditinggalin Inong pas KKP (tp juga si Inongnya belum ngabarin pihak sana sih secara doi sebelum berangkat sms-annya ama Pak mantan Kades atau Pak Syafii. Setelah makan, karena lelah tidur sambil duduk di kereta aku dan Inong ijin mau istirahat. Tempatnya adeeem bgt, airnya dingin seger, kamar jg adem, gak gerah, enak buat tidurrr. Skip Skip tidur dan mimpinya apa, hehehe

     Dan sekitar pukul 17.00 terbangunlah aku dari tidur siangku yang nyenyaaaak, si inong udah gak ada. So aku bangun tdr langsung mandi sore dengan air gunung yg dingiiiin dan segeeeer bgt (tapi gak sedingin yang di Tawangmangu, Puncak, atau Gunung Bunder). Sorenya langsung diajak Inong buat sowan ke rumah Ibu Aisyah, itu rumah yg ditinggali Inong selama 49 hari KKP di desa itu. Jaraknya gak deket tapi juga gak jauh-jauh banget. Konturnya, turuuuun, berkelok, naik tanjakan dan nanjaaaaak lagi, hehehhehe.

     Sudah sampai, kita ngobrol dan sholat Magrib di masjid dekat rumah bu Ais, habis Magrib di suruh makan malam. Sekitar pukul 20.00 malam kami pamit untuk kembali ke Rumah Pak Syafii. Dan pas kami mau balik, si mas2 anak Bu Ais dan Bu  Aisnya sendiri ngegodain kami katanya kalau lewat jembatan kalo ada yg manggil di suruh njawab. Yah namanya kita anak pemberani, yah bilang berani-berani aja, gimana gak berani, orang ke Brebes berdua ngeteng aja berani hahahaha. Tapi pas di jalan kami jadi jiper sih soalnya lampu miniiim bgt, ada lampu ya cuma dari lampu rumah/teras rumah. Nah pas turunan sebelum Jembatan itu gelap gulita, sampai tanjakan ke arah rumah pak Syafii jg gelap. Nah inget omongan Anak Bu Ais tuh jadi deg-degan, yaudah kita berdua ngobrol dan sengaja gak berenti ngobrol (biar gak ada yg manggil, hahahahaha).

     Dan Alhasil, tibalah kami berdua dalam terang, hahahah

     Setelah sampai di rumah Pak Syafii kami langsung ke ruang tengah dan sudah ada Mbak Iis (Anak pak Syafii) dan Ibuk (Istri Pak Syafii). Trus kami cerita kalau tadi kami dibecandain sama Bu Ais. Eh trus Mbak Iis cerita, kalau ternyata di Sebelah kiri jembatan itu Kuburan trus ada rumah kosong. Trus katanya emang kalau ada orang lewat di situ suka diisengin, Hiiii, untung tadi gak kenapa-kenapa, Alhamdulillah....

     Ngobrol-ngobrol sampai jam 9, eh Ibuk nyuruh kita makan (padahal td hbs Magrib kita udah makan di rumah Bu Ais), yah demi menghargai tuan rumah dan kalau kata org Jawa kalau ada rejeki itu gak boleh dimakan, Alhasil sehari itu kita udah makan 5 kali -> sarapan nasgor di kereta, makan bakso Jenggot, makan siang di rumah pak Syafii, makan Magrib di rumah bu Ais, makan malam bgt di rumah pak Syafii lagi. Alhamdulillah lah ya,,, heheh

     Karena sudah ngantuk, aku pergi tidur ke kamar duluan dan inong sepertinya sedang konsul ke Pak Syafii (curhat lebih tepatnya, hahahaha).


     Skip skip skip...

     Dan sekian dulu untuk part 1-nya. nanti lanjut ke part 2 yaaaa...




Jakarta

26 Oktober 2015